KUNCI ALPATA PROLOG
Dahulu benua Alpata bukanlah tempat
yang aman untuk ditinggalin. Setiap kali pasti akan terjadi peperangan sipil
yang diawalin oleh gesekan konflik antara persukuan.
Entah berapa banyak darah menetes
di benua hijau ini. Berapa banyak janda-janda serta anak-anak yang ditinggal
oleh bapak-bapak yang mengikutin perperangan tanpa henti.
Hingga perperangan besar antara
seluruh suku terjadi disebuah padang rumput yang luas. Anak panah menukik ke
badan lawan layaknya hujan deras. Pedang dengan pedang saling beradu.
Peperangan ini terjadi dua hari satu malam hingga awan hitam bergemuruh dan
kilat-kilat menyambar ke tanah lapang tersebut.
Dari balik kilat tersebut muncul
lima orang pria berjubah putih yang kini dikenal sebagai lima pendiri, dan
kedatangan mereka membuat suku yang berperang terdiam dan padangan mereka fokus
menatap lima pria tersebut.
Salah satu diantara mereka yang
berkulit putih berteriak dengan latang “Kami adalah lima pendiri. Kami adalah
pemegang kunci Alpata. Kalian harus mengakhiri perang ini...!”
Seluruh anggota suku yang mendengar
teriakan tersebut, seakan terhipnotis dan tanpa sadar senjata dalam genggaman
terlepas. Dalam benak mereka lima
pendiri tersebut layaknya juru selamat yang mereka nantikan sekian lama.
Peristiwa tersebut adalah babak
baru serta terukir dalam sejarah sebagai abad baru sekaligus awal masa
pemerintahan lima pendiri yang membawa kunci Alpata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar