Selasa, 23 April 2019

[ARTIKEL] Sistem yang ada pada Aves....?




1.      Perkembangan burung secara umum
Kalau kamu cukup lama memandang ke langit, kemungkinan kamu akan melihat burung terbang melintas. Makhluk berbulu dan berdarah panas ini merupakan makhluk terbang terbesar dan terahli di seluruh di antara semua makhluk hidup (Parker, 2014: 50).
Banyak ciri-ciri burung merupakan adaptasi yang memfasilitasi kemampuan terbangm termasuk modifikasi peringan-tubuh yang menjadikan terbangnya menjadi lebih efisien. Misalnya, burung tidak memiliki kandung kemih, dan betina dari kebanyakan spesies burung hanya memiliki satu ovarium. Gonad betina maupun jantan berukuran kecil, kecuali pada saat musim kawin, saat berukuran kecil, kecuali pada saat masa kawin, saat ukuran gonad membesar. Masih ada juga yang tidak memiliki gigi adaptasi yang memangkas bobot kepala (Campbell, 2012: 292).

Jenis burung yang paling awal dan primitif yang diketahui adalah Archaeopteryx, yang berarti “Sayap Kuno”.  Burung ini kurang lebih sebesar gagak dan tertutup bulu. Anggota tubuh bagian depannya sudah berbentuk sayap sepenuhnya, tapi lebih kecil dan lebih lemah daripada sebagian besar sayap burung sekarang ini (Parker, 2015: 56).
Sewaktu dinosaurus punah 65 juta tahun yang lalu, ada ratusan jenis burung. Beberapa adalah spesies pemburu atau pemakan daging, sementara lain nya menyantap buah-buahan dan biji-bijian. Selama periode waktu berikutnya, banyak jenis burung yang muncul dan menghilang (Parker, 2014: 57).
Beberapa burung punah baru-baru ini dan mungkin diburu oleh manusia. Burung moa raksasa Selandia Baru tingginya lebih dari 2,7 meter saat berdiri dan masih hidup beberapa ratus tahun yang lalu (Parker, 2015: 57).


(a)

 (b)


 Gambar 1. Perbandingan (a) Archaeopteryx burung purba dan (b) burung gagak (Corvus corax) yang merupakan burung modern
(Sumber: Chaterin, 2016:1 dan  Afandi, 2015:1  )    

2.    Morfologi burung perkutut
Burung tekukur memiliki ukuran tubuh sedang (30 cm), berwarna cokelat kemerahjambuan. Ekor tampak panjang dan bulu ekor terluar memiliki tepi putih tebal. Bulu sayap lebih gelap dari pada bulu tubuh, dan terdapat garis-garis hitam khas pada sisi-sisi leher (jelas terlihat), serta berbintik putih halus. Iris mata berwarna jingga, paruh hitam, dan kaki merah (Saputro, 2011: 4 ).
Menurut (Saputro, 2011: 3) klasifikasi lengkap dari burung tekukur (Streptopelia chinensis):
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Class : Aves
Ordo : Columbiformes
Sub ordo : Columbae
Familia : Columbidae
Sub Familia : Columbinae
Genus : Streptopelia
Spesies : Burung tekukur (Streptopelia chinensis)


Gambar 3. Burung tekukut (Streptopelia chinensis)
(Sumber: Saputro, 2011: 3)

3.      Sistem pencernaan burung
Menurut Darsono (2015: 1-2) Sistem pencernaan burung melalui:
a.         Rongga mulut. Di dalam rongga mulut makanan akan bercampur dengan saliva atau ludah. Air ludah pada burung berguna sebagai bahan lubrikasi air.
b.         Tembolok. Tembolok merupakan saluran yang menghubungkan lambung dengan rongga mulut. Tembolok terletak pada tenggorokan bagian akhir. Pada tembolok makanan hanya numpang lewat saja dan tidak mengalami proses pencernaan. Tembolok juga menjadi tempat untuk menampung dan menimbun makanan
c.         Lambung. Di dalam lambung makanan mengalami pencernaan secara enzimatis dengan bantuan getah lambung. Lambung menghasilkan enzim pepsin, renin dan asam klorida (HCL)
d.        Ampela (Gizzart). Di dalam gizzart terjadi proses pelumatan makanan dengan bantuan grift. Grift membantu pelumatan makanan menjadi partikel yang lebih kecil dengan permukaan yang luas sehingga mudah ubtuk penetrasi enzim.
e.         Usus halus. Usus halus pada burung tersusun atas duodenum, jejunum dan ileum. Di dalam duodenum terjadi proses penyerapan makanan. Pencernaan makanan di dalam usus halus dibantu oleh cairan empedu, enzim pankreas dan enzim usus. Empedu berfungsi untuk mengelmulsikan lemak, mengaktifkan lipase dan menghidrolisis lemak.
f.          Usus besar. Didalam usus masih terjadi proses pencernaan makanan yang belum dicerna oleh usus halus. Di dalam usus besar terjadi pencernaan selulosa dan hemiselulosa yang belum terhidrolisis oleh enzim.
g.         Kloaka. Sisa sari-sari makanan yang tidak diserap oleh tubuh di dorong oleh usus besar menuju rektum selanjutnya dikeluarakan melalui kloaka.

4.      Sistem Pernapasan burung
Mekanisme pernapasan pada burung dibedakan menjadi dua, yaitu pernapasan waktu istirahat dan pernapasan waktu terbang. Pada waktu istirahat, tulang rusuk bergerak ke depan, rongga dada membesar, paru-paru mengembang sehingga udara masuk dan mengalir lewat bronkus ke kantung udara bagian belakang, bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di kantung udara belakang mengalir ke paru-paru dan menuju kantung udara depan. Pada saat tulang rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada mengecil sehingga udara dari kantung udara masuk ke paru-paru. Selanjutnya, saat di alveolus, O2 diikat oleh darah kapiler alveolus. Jadi, pengikatan O2 berlangsung pada saat inspirasi maupun ekspirasi (Alfiansyah, 2011: 2-3).
Pada waktu terbang, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung-kantung udara. Waktu sayap diangkat ke atas, kantung udara di ketiak mengembang, sedang kantung udara di tulang korakoid terjepit, sehingga terjadi inspirasi (O2 pada tempat itu masuk ke paru-paru). Bila sayap diturunkan, kantung udara di ketiak terjepit, sedang kantung udara di tulang korakoid mengembang, sehingga terjadi ekspirasi (O2 pada tempat itu keluar). Makin tinggi burung terbang, makin cepat burung mengepakkan sayapnya untuk mendapatkanoksigen yang cukup banyak (Alfiansyah, 2011: 3).
Udara luar yang masuk, sebagian kecil tetap berada di paru-paru, dan sebagian besar akan diteruskan ke kantung udara sebagai udara cadangan. Udara pada kantung udara dimanfaatkan hanya pada saat udara (O2) di paru-paru berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya (Alfiansyah, 2011: 3).

5.      Sistem Genitali
Sistem genitalia jantan terdiri atas. Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, berwarna putih, bagian permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Alat penggantung testes adalah mesorchium. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa (Dahlan, 2011: 1).
  Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka (Dahlan, 2011: 1).
Epididimis berjumlah sepasang, berukuran kecil terletak pada sisi dorsal testis, epididimis ini adalah berupa saluran yang di lewati sperma dan menuju ke ductus deferens (Dahlan, 2011: 1).
Ductus deferens berjumlah sepasang berfungsi sebagai  saluran spermatozoa dari testis ke penis. Pada burung muda tampak halus, sedang pada burung tua nampak berkelok-kelok berjalan ke caudal menyilangi ureter kemudian bermuara pada urodaeum (Dahlan, 2011: 1).
Vesicula seminalis yang merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar sebagai tempat penampungan sementara sperma sebelum dituangkan melalui papil yang terletak pada cloaka pada beberapa spesies memiliki penis sebagai alat untuk menuangkan sperma ke kloaka hewan betina. Sistem Genitalia betina. Ovarium yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka (Dahlan, 2011: 1).
 Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur (Dahlan, 2011: 1).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar