ANGIN YANG BERBEDA
Sapa angin
dipagi itu
Rasa berbeda yang menerpa ku
Semilir menjamah ragaku
Memberi tanda bahwa kau disekitarku
Aku masih bisa merasakan sejuk
Aku juga masih bisa merasakan kulit dirasuk
Rasa beda itu menusuk
Bahkan hingga menikam, menembus rusuk
Aku masih berharap dengan angin yang sama
sebagai mana menempel jengkal demi jengkal
raga
Rasa itu
masih terngiang di kepala
Namun sekarang rasa itu tinggal angan
belaka
(Meru, 2019)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar